MAKALAH
BERAPRESIASI
SENI RUPA
Disusun Oleh
:
nama
nama
nama
nama
SMK INDONESIA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnya maka saya bisa
menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul "Berapresiasi Seni Rupa",
yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
kebudayaan seni rupa.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu
meminta maaf dan memohon maklum bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada
tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan
penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
dapat memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Tujuan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Apresiasi Seni Rupa ...............................................
B.
Pengembangan Sikap Apresiasi Seni Rupa...............................
C.
Pengembangan Sikap Empati kepada Profesi Seniman dan
Budayawan
D.
Mengamalkan Prilaku Manusia Berbudaya dalam Kehidupan
Bermasyarakat
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...............................................................................
B.
Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mengapresiasi karya seni merupakan landasan pokok dalam
mempelajari wawasan seni budaya. Selain untuk memperluas pengetahuanmu tentang
seni, hal ini juga untuk mendekatkanmu dengan seni. Dalam kehidupan
sehari-hari, seringkali terdapat pandangan yang keliru terhadap pengertian
seni. Hal ini bisa terjadi akibat terbatasnya informasi tentang pengertian
seni. Sebuah karya yang tercipta akan membuat efek lain pada diri penciptanya
dan orang lain.
Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa
Pada hakikatnya semua manusia dianugerahi oleh Tuhan apa yang disebut “sense of
beauty”, rasa keindahan. Meskipun ukurannya tidak sama pada setiap orang, jelas
setiap manusia sadar atau tidak menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan
sehari-hari.
Apresiasi
seni budaya, termasuk seni rupa, sebagai bagian dari estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas kemampuan mengapresiasi keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
B.
Tujuan
1.
Mengetahui Arti Apresiasi Seni Rupa
2.
Mengetahui Pengembangan Sikap
Apresiatif Seni Rupa
3.
Mengetahui Pengembangan Sikap Empati kepada Profesi
Seniman dan Budayawan
4.
Mengetahui Mengamalkan Prilaku Manusia Berbudaya
dalam Kehidupan Bermasyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Apresiasi Seni Rupa
Mengapresiasi karya seni merupakan landasan pokok dalam
mempelajari wawasan seni budaya. Selain untuk memperluas pengetahuanmu tentang
seni, hal ini juga untuk mendekatkanmu dengan seni.
Kata apresiasi secara etimologi berasal dari
bahasa Latin, yaitu appretiatus yang artinya “memberi putusan dengan
rasa hormat sebagai cara untuk menghargai suatu keindahan karya seni”. Adapun
dalam kamus umum Inggris-Indonesia to apreciate artinya “menghargai“ dan
appreciation artinya “penghargaan”. Dengan demikian, mengapresiasi seni
artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap unsur di
dalamnya sehingga secara sadar mampu menikmati dan pada akhirnya dapat menilai
karya seni dengan baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terdapat pandangan yang
keliru terhadap pengertian seni. Hal ini bisa terjadi akibat terbatasnya
informasi tentang pengertian seni. Dampaknya adalah adanya kesenjangan antara
seni dengan lingkungan sosial dan lemahnya kadar apresiasi seni di kalangan
pelajar dan masyarakat pada umumnya.
Sebuah karya yang tercipta akan membuat efek lain pada diri
penciptanya dan orang lain. Suka atau tidak suka, indah atau tidak indah,
menyenangkan atau tidak menyenangkan, serta berbagai perasaan lain akan
dirasakan oleh orang yang melihat karya seni tersebut.
Banyak orang yang mengatakan bahwa seni merupakan sesuatu yang
mengandung nilai indah. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar karena di
samping indah, ada seni yang tidak indah, namun tetap mengandung kata seni.
Indah atau tidak indahnya suatu karya seni bergantung pada seniman yang
membuatnya dan juga para penikmat seni.
Sepanjang sejarahnya, manusia tidak terlepas dari seni. Seni
merupakan bagian dari kehidupan manusia yang universal. Hal itu karena seni
merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang mengandung nilai indah (estetis).
Seni tidak mempunyai definisi tersendiri mengingat kompleksitas dan
kedalamannya.
Pengertian seni lebih terarah pada konsep yang muncul secara variatif
sesuai dengan pemahaman, penghayatan, dan pandangan seseorang terhadap seni
yang dijadikan acuan atau batasan.
B. Pengembangan Sikap Apresiasi Seni
Rupa
Pengembangan
Sikap Apresiatif Seni Rupa Pada hakikatnya semua manusia dianugerahi oleh Tuhan
apa yang disebut “sense of beauty”, rasa keindahan. Meskipun ukurannya tidak
sama pada setiap orang, jelas setiap manusia sadar atau tidak menerapkan rasa
keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kita memantas diri
dalam berpakaian, memilih dasi, memilih sepatu, dan berdandan (sekedar contoh).
Senantiasa rasa keindahan berperan memandu prilaku kita untuk memilih apa yang
kita anggap menampilkan citra harmonis, yang pada umumnya kita sebut tampan,
gagah, cantik, ayu, rapi dalam bahasa sehari-hari, yaitu penggunaan kata “lain”
menyebut fenomena keindahan. Demikian pula dalam melengkapi kebutuhan hidup,
kita selalu dipandu oleh rasa keindahan.
Katakanlah
dalam menata arsiekur rumah tinggal, memilih perabotan rumah tangga,
televisi, kulkas, otomotif, sampai kepada pembelian piring, sendok, garpu, dan
segala macam barang yang kita gunakan di kota. Demikian pula pada kehidupan di
desa, hampir semua benda yang dibutuhkan memiliki kaitan dengan rasa keindahan
dan seni, seperti kain tenun, keris, batik, ornamen, busana, keramik, perhiasan,
alat musik, dan banyak lagi.
Hal
yang sama terdapat pula di daerah pedalaman, betapapun sederhana tingkat
kehidupan manusia, dalam perlengkapan dan peralatan hidupnya, seperti busana,
tata rias, motif ornamen, tari-tarian, musik, dan banyak sekali karya-karya
seni etnik yang sangat indah dan mengagumkan. Dengan uraian ini, menjadi jelas
pula, bahwa seni terdapat di mana-mana. Itulah sebabnya kesenian secara
antropologis ditempatkan sebagai unsur kebudayaan yang universal, sama seperti
rasa keindahan yang juga bersifat universal.
Tingkat
kepekaan perasaan keindahan akan berkembang lewat kegiatan menerima (sikap
terbuka) kepada semua manifestasi seni rupa, mengapresiasi aspek keindahan dan
maknanya (seni lukis, seni patung, seni grafis, desain, dan kria) menghargai
aspek keindahan dan kegunaannya (desain produk atau industri, desain interior,
desain komunikasi visual, desain tekstil, dan berbagai karya kria (kria
keramik, tekstil, kulit, kayu, logam dan lain-lain). Melalui proses
penginderaan, kita mendapatkan pengalaman estetis. Dari proses penghayatan yang
intens, kita akan mengamalkan rasa keindahan yang dianugerahkan Tuhan itu dalam
kehidupan keseharian.
Kemampuan
mengamati karya seni rupa murni dan seni rupa terapan, dalam arti praksis
adalah kemampuan mengklasifikasi, mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis,
menafsirkan dan mengevaluasi serta menyimpulkan makna karya seni. Aktivitas ini
dapat dilatihkan sebagai kemampuan apresiatif secara lisan maupun tulisan.
Aktivitas
pendukung, seperti membaca teori seni, termasuk sejarah seni dan reputasi
seniman, dialog dengan tokoh seniman serta budayawan, merupakan pelengkap
kemampuan berapresiasi, sehingga para siswa dapat menyertakan argumentasi yang
logis dalam meyimpulkan makna seni.
Secara
psikologis pengalaman pengindraan karya seni itu berurutan dari sensasi (reaksi
panca indra kita mengamati seni), emosi (rasa keindahan), impresi (kesan
pencerapan), interpretasi (penafsiran makna seni), apresiasi (menerima dan
menghargai makna seni, dan evaluasi (menyimpulkan nilai seni). Aktivitas ini
berlangsung ketika seseorang mengindra karya seni, biasanya sensasi tersebut
diikuti dengan aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi, analogi,
diferensiasi, dan sintesis. Pada umumnya karya seni yang dinilai baik akan
memberikan kepuasan spiritual dan intelektual bagi pengamatnya.
C. Pengembangan Sikap Empati kepada
Profesi Seniman dan Budayawan
Apresiasi
seni budaya, termasuk seni rupa, sebagai bagian dari estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas kemampuan mengapresiasi keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Pengenalan
akan tokoh-tokoh seni budaya dan reputasinya, kontribusi mereka bagi masyarakat
dan bangsa, atau bagi kemanusiaan pada umumnya, adalah upaya nyata
mengembangkan perasaan simpati, yang jika dilakukan berulang- ulang akan
meningkat menjadi perasaan empati. Sehingga peserta didik menjadi kagum akan
prestasi dan jasa-jasa para seniman atau budayawan berdasarkan kualitas karya
seni dan pengakuan serta penghargaan yang diperolehnya, baik dalam tingkat
lokal, nasional, dan internasional.
Setiap
manusia dianugerahi oleh Tuhan perasaan keindahan, sadar atau tidak manusia
menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas
kesenirupaan, baik dalam proses penciptaan, pengkajian, dan penyajiannya senantiasa
dipandu oleh rasa keindahan yang sifatnya esensial dalam seni. Pada hakikatnya
pengalaman menikmati rasa keindahan itu memberikan kebahagiaan spiritual bagi
manusia. Oleh sebab itu sudah selayaknya manusia mensyukuri anugerah Tuhan itu,
dan memuliakan Nama-Nya.
D. Mengamalkan Prilaku Manusia
Berbudaya dalam Kehidupan Bermasyarakat
Sebelum
membahas prilaku manusia berbudaya dalam kehidupan bermasyarakat, perlu
dipahami terlebih dahulu hakikat dan pengertian kebudayaan. Kata budaya berasal
dari bahasa sansekerta, buddayah bentuk jamak dari kata budhi yang berarti akal
dan nalar. Jadi kata kebudayaan dapat diartikan hal- hal yang berhubungan
dengan budi, akal, dan nalar. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar,
beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Kebudayaan memiliki tiga
wujud, (1) kebudayaan sebagai konsep, (2) kebudayaan sebagai aktivitas, dan (3)
kebudayaan sebagai artefak. Dengan klasifikasi seperti ini seluruh aktivitas
interaksi manusia dengan Tuhan, interaksi dengan masyarakat, dan interaksi
dengan alam, semuanya adalah kebudayaan.
Kata
budaya sering juga dipadankan dengan kata adab, yang menunjukkan unsur-unsur
budi luhur dan indah, misalnya kesenian, sopan santun, dan ilmu pengetahuan,
adalah peradaban atau kebudayaan. Namun menurut Van Peursen dewasa ini,
filsafat kebudayaan modern akan meninjau kebudayaan terutama dari sudut policy
tertentu, sebagai satu strategi atau masterplan bagi hari depan. Kebudayaan
diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok
orang-orang; berlainan dengan hewan-hewan maka manusia tidak hidup begitu saja
ditengah- tengah alam, melainkan selalu mengubah alam itu.
Dengan
mengenal, memahami, dan menghargai budayanya sendiri, para siswa dapat mengembangkan
potensi prilaku yang baik bergaul dengan masyarakat seni dan lingkungan sosial
sebagai insan yang berbudaya. Mengembangkan sikap ramah, dan rendah hati dalam
berinteraksi secara efektif dengan para seniman dan budayawan, lingkungan
sosial serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa yang berbudaya
dalam pergaulan dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengapresiasi karya seni merupakan landasan pokok dalam
mempelajari wawasan seni budaya. Pengembangan Sikap
Apresiatif Seni Rupa Pada hakikatnya semua manusia dianugerahi oleh Tuhan apa
yang disebut “sense of beauty”, rasa keindahan. Meskipun ukurannya tidak sama
pada setiap orang, jelas setiap manusia sadar atau tidak menerapkan rasa
keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Apresiasi
seni budaya, termasuk seni rupa, sebagai bagian dari estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas kemampuan mengapresiasi keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
B.
Saran
Setiap
manusia dianugerahi oleh Tuhan perasaan keindahan, sadar atau tidak manusia
menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas
kesenirupaan, baik dalam proses penciptaan, pengkajian, dan penyajiannya senantiasa
dipandu oleh rasa keindahan yang sifatnya esensial dalam seni. Pada hakikatnya
pengalaman menikmati rasa keindahan itu memberikan kebahagiaan spiritual bagi
manusia. Oleh sebab itu sudah selayaknya manusia mensyukuri anugerah Tuhan itu,
dan memuliakan Nama-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
http://carakata.blogspot.com/2012/05/contoh-kata-pengantar-makalah-yang.html
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar yang baik yah ?