MAKALAH
JALUR
KEDATANGAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
![]() |
Disusun Oleh :
Kelompok B
·
AYU
MANDASARI
·
ALFU
LAELAH
·
SITI
FATMAWANTI
·
SUTINAH
KELAS 7-I
SMP
AL-BADAR
DANGDEUR
2014
PEMBAHASAN
JALUR KEDATANGAN
NENEK MOYANG
BANGSA INDONESIA
Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid
terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid mempunyai 3 subras yaitu:
1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)
2. Malayan Mongoloid (Melayu)
3. American Mongoloid (Suku Indian)
Persebaran Nenek
Moyang Bangsa Indonesia
Sebelum bangsa Melayu
Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddid dan
Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin. Dari Tonkin kemudian
menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.
Suku Bangsa Melayu
yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu
1. Bangsa Melayu Tua
(Proto Melayu)
2. Bangsa Melayu Muda
(Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua (Proto
Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang kali pertama di Indonesia
sekitar 2000 tahun SM. Kedatangan bangsa Austronesia dari daratan Yunan menuju
Indonesia menempuh dua jalur berikut:
1. Jalur Utara dan
Timur
2. Jalur Barat dan
Selatan
1. Jalur Utara dan
Timur
- Melalui Teluk Tonkin
menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa
kebudayaan kapak lonjong.
- Persebaran periode
Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.
2. Jalur Barat dan
Selatan
- Melalui Semenanjung
Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara dengan membawa
kebudayaan kapak persegi.
- Persebaran periode
Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.
Bangsa Melayu Muda
(Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda
(Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa Austronesia yang datang di Indonesia pada
gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda datang ke
Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin,
Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka
hingga sampai di Kepulauan Indonesia.
Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan manusia purba di indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian.
Zaman mesolithikum
Terjadi gelombang
masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam, melalui jalur
fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih
ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang
semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia
Zaman neolithikum (200
SM)
Terjadi perpindahan
manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari daerah yunan,
china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa.
Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak
lonjong.
Zaman perundagian
Zaman perundagian
Terjadi perpindahan
manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari daerah
teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk
indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson teluk tonkin)
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson teluk tonkin)
KEDATANGAN NENEK
MOYANG BANGSA INDONESIA
A. ASAL
USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Untuk mengetahui asal
nenek moyang bangsa Indonesia, kita bisa melalui 2 cara, yaitu melalui
persebaran rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam. Merujuk pada
bidang linguistik, bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa
Melayu Austronesia.
Menurut para ahli,
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, kesimpulan ini diambil
berdasarkan bukti kesamaan artefak prasejarah yang ditemukan diwilayah itu
dengan artefak prasejarah di Indonesia. Dari artefak yang ditemukan di Yunan,
tampak bahwa sekitar 3000 SM masyarakat di wilayah itu, telah mengenal bercocok
tanam.
Daerah Yunan terletak
di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli
sejarah yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat Moh. Ali ini
didasarkan pada argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara
bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM dengan
menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua berlangsung antara
tahun 1500 SM – 500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua. Tampaknya,
pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh pendapat Mens bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh
bangsa-bangsa yang lebih kuat.
Sementara, para ahli
yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan berbagai argumen atau
alasannya, seperti:
1. Prof. Dr. H. Kern
Dengan teori imigrasi
menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina,
Kamboja. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan
Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya,
bahasa-bahasa yang digunakan di daerah daerah tersebut berasal dari satu akar
bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya
nama dan bahasa yang dipakai daerah-daerah tersebut. Objek penelitian Kern
adalah kesamaan bahasa, namanama binatang dan alat-alat perang.
2. Van Heine Geldern
Berpendapat bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung
oleh artefak-artefak atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia
memiliki banyak kesamaan dengan peninggalanpeninggalan kebudayaan yang
ditemukan di daerah Asia.
3. Prof. Mohammad Yamin
Berpendapat bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat
ini didasarkan pada penemuan fosil-fosil dan artefakartefak manusia tertua di
Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu, Mohammad Yamin berpegang
pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang berarti darah dan tanah bangsa
Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Manusia purba mungkin telah tinggal
di Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa dari Yunan
dan Campa ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah nenek moyang bangsa
Indonesia adalah manusia purba?
4. Hogen
Berpendapat bangsa
yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Banga ini bercampur
dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro
Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke wilayah Indonesia pada
tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda) menyebar
ke wilayah Indonesia pada tahun 1500 SM – 500 SM.
Berdasarkan
penyelidikan terhadap penggunaan bahasa yang dipakai di berbagai kepulauan,
Kern berkesimpulan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari satu daerah
dan menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Campa. Namun, sebelum nenek
moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesai, daerah ini telah
ditempati oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa-bangsa ini
hingga sekarang menempati daerahdaerah Indonesia bagian timur dan daerah-daerah
Australia.
Sementara, sekitar
tahun 1500 SM, nenek moyang bangsa Indonesia yang berada di Campa terdesak oleh
bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Mereka berpindah ke Kamboja dan
kemudian melanjutkan perjalanannya ke Semenanjung Malaka dan
daerah Filipina. Dari
Semenanjung Malaka, mereka melanjutkan perjalanannya ke daerah Sumatera,
Kalimantan, dan Jawa. Sedangkan mereka yang berada di Filipina melanjutkan
perjalanannya ke daerah Minahasa dan daerah-daerah sekitarnya.
Bertitik tolak dari
pendapat-pendapat di atas, terdapat hal-hal yang menarik tentang asal-usul
nenek moyang bangsa Indonesia.
Pertama, nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Yunan dan Campa. Argumen ini merujuk pada
pendapat Moh. Ali dan Kern bahwa sekitar tahun 3000 SM – 1500 SM terjadi gelombang
perpindahan bangsa-bangsa di Yunan dan Campa sebagai akibat desakan bangsa lain
dari Asia Tengah yang lebih kuat. Argumen ini diperkuat dengan adanya persamaan
bahasa, nama binatang, dan nama peralatan yang dipakai di kepulauan Indonesia,
Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
Kedua, nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Argumen ini merujuk pada
pendapat Mohammad Yamin yang didukung dengan penemuan fosil-fosil dan
artefak-artefak manusia tertua di wilayah Indonesia dalam jumlah yang banyak.
Sementara, fosil dan artefak manusia tertua jarang ditemukan di daratan Asia.
Sinanthropus Pekinensis yang ditemukan di Cina dan diperkirakan sezaman dengan
Pithecantropus Erectus dari Indonesia, merupakan satu-satunya penemuan fosil
manusia tertua di daratan Asia.
Ketiga, masyarakat
awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Oleh
karena itu, bangsa Melayu ditempatkan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.
Argumen ini merujuk pada pendapat Hogen. Bangsa Melayu yang menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Bangsa
Proto Melayu atau Melayu Tua
Orang Proto Melayu
telah pandai membuat alat bercocok tanam, membuat barang pecah belah, dan alat
perhiasan. Kehidupan mereka berpindah-pindah. Bangsa ini memasuki wilayah
Indonesia melalui 2 (dua) jalan, yaitu:
a.
Jalan barat dari Semenanjung Malaka ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke
beberapa daerah di Indonesia.
b.
Jalan timur dari Semenanjung Malaka ke Filipina dan Minahasa, serta selanjutnya
menyebar ke beberapa daerah di Indonesia. Bangsa Proto Melayu memiliki
kebudayaan yang setingkat lebih tinggi dari kebudayaan Homo Sapiens di
Indonesia.
Kebuadayaan mereka
adalah kebudayaan batu muda (neolitikum). Hasilhasil kebudayaan mereka masih
terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik sekali (halus). Kapak
persegi merupakan hasil kebudayaan bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia
melalui jalan barat dan kapak lonjong melalui jalan timur. Keturunan bangsa
Proto Melayu yang masih hidup hingga sekarang, di antaranya adalah suku bangsa
Dayak, Toraja, Batak, Papua.
2. Bangsa
Deutro Melayu atau Melayu Muda
Sejak tahun 500 SM,
bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang melalui
jalan barat. Deutro melayu hidup secara berkelompok dan tinggal menetap disuatu
tempat. Kebudayaan bangsa Deutro Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa
Proto Melayu. Hasil kebudayaan mereka terbuat dari logam (perunggu dan besi).
Kebuadayaan mereka sering disebut kebudayaan Don Song, yaitu suatu nama
kebudayaan di daerah Tonkin yang memiliki kesamaan dengan kebudayaan bangsa
Deutro Melayu. Daerah Tonkin diperkirakan merupakan tempat asal bangsa Deutro
Melayu, sebelum menyebar ke wilayah Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu
yang penting di Indonesia adalah kapak corong atau kapak sepatu, nekara, dan
bejana perunggu. Keturunan bangsa Deutro Melayu yang masih hidup hingga
sekarang, di antaranya suku bangsa Melayu, Batak, Minang, Jawa, Bugis.
Menurut
von Hiene Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah
Yunnan di Cina Selatan, yaitu di antara sungai-sungai besar Yang-tse, Sungai
Mekhong, dan Sungai Menam. Geldern berpendapat demikian karena ia menemukan
benda-benda yang sama bentuknya di Yunnan dan di Indonesia, seperti kapak
persegi dan kapak lonjong.
1. Bangsa Proto Melayu
Sekitar
tahun 2.000 SM diduga bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) telah tiba di Kepulauan
Nusantara. Bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia menjadi pembawa kebudayaan
neolithikum dalam dua cabang persebaran. Cabang pertama yaitu bangsa yang
membawa kebudayaan kapak lonjong yang disebut sebagai ras Papua-Melanosoid.
Arah persebarannya dari Yunnan lewat Filipina, kemudian ke Sulawesi Utara,
Maluku, dan ada yang sampai ke Irian. Sedangkan cabang yang kedua adalah bangsa
Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Arah gelombang cabang yang kedua ini
dimulai dari Yunnan kemudian ke Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan
pulau-pulau lainnya. Jenis kebudayaan yang mereka bawa berupa kapak persegi.
2. Bangsa Deutero Melayu
Sekitar
tahun 500 SM bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda) tiba di Kepulauan Nusantara.
Mereka datang membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, di Vietnam
Utara. Benda-benda logam yang mereka bawa di antaranya berupa nekara, candrasa,
bejana perunggu, manik-manik, arca dan sebagainya. Rute persebaran nenek moyang
dari kelompok Melayu Muda ini dimulai dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia
Barat, lalu menuju tempat-tempat di Kepulauan Nusantara. Bangsa yang tiba pada
gelombang terakhir ini masih tergolong ras Austronesia. Nenek moyang kita dari
ras Papua-Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid lantas
melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang tersebar di seluruh pelosok wilayah
Nusantara seperti sekarang ini.
Agar
lebih jelas bagaimana persebaran nenek moyang bangsa Indonesia, perhatikan
bagan berikut!
Perhatikan
peta penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia berikut ini!
Peta
Penyebaran Nenek Moyang bangsa Indonesia
(Sumber: Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, 1) |
![]() |
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar yang baik yah ?