MAKALAH
KOMPOSISI PENDUDUK

Kelompok
4 :
Nur
Eva
Nur
Aeni
Muzdalifah
Lista
Maulida
Nia
Lestari
Nihlatul
Milah
Julianti
Kelas
: VII 3
SMP AL-BADAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat, hidayah, dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas kelompok mata kuliah Demografi/Kependudukan dengan baik. Makalah
ini berjudul “Komposisi Penduduk (Definisi, Klasifikasi, dan Manfaatnya untuk
Perencanaan Pembangunan di Indonesia)”. Makalah ini berisi tentang konsep
dasar/ definisi dari komposisi kependudukan, klasifikasi komposisi penduduk,
gambaran komposisi penduduk yang diwujudkan dalam grafik visual yaitu piramida
penduduk, serta manfaat dari komposisi penduduk bagi kehidupan sosial ekonomi
masyarakat di Indonesia.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Guru-guru
mata kuliah kependudukan/demografi. Kami sepenuhnya sadar, penyusunan makalah
ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa arahan, bimbingan, dan petunjuk
dari beliau. Kami berharap penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai
refrensi atau bahan bacaan bagi semua pihak yang ingin mempelajari konsep dasar
komposisi penduduk. Kami sepenuhnya sadar, makalah ini masih jauh dari sempurna
dan membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kami
sangat senang menerima saran dan kritik dari semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR
ISI ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................
C. Tujuan ...................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Komposisi Penduduk ....................................
B. Klasifikasi Komposisi Penduduk ..........................................
C. Piramida Penduduk ..............................................................
D. Manfaat Komposisi Penduduk untuk
Perencanaan Pembangunan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Komentar ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Struktur penduduk di suatu wilayah
meliputi jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk di suatu
wilayah tersebut selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu dikarenakan
proses demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Oleh karena struktur
penduduk yang dinamis atau senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu,
maka perlu sekali untuk mengetahui komposisi penduduk di suatu wilayah. Hal ini
dikarenakan komposisi penduduk dapat memberikan gambaran mengenai pengelompokan
penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Sejalan dengan pendapat Ida Bagoes
Mantra yang mengungkapkan bahwa komposisi penduduk sendiri adalah pengelompokan
penduduk atas variabel-variabel tertentu ( Mantra, Bagoes Ida, 2000 : 23).
Melalui komposisi penduduk akan
diperoleh berbagai data mengenai penduduk menurut jenis kelamin dan
pengelompokan umur. Demikian, nantinya akan dapat diketahui kelompok umut
produktif dan tidak produktif. Hal ini akan memudahkan pemerintah di suatu
negara untuk meramalkan kebijakan apa yang akan diambil ketika melakukan
pembangunan. Sebagai gambaran, apabila di suatu wilayah negara struktur
penduduknya paling banyak pada kelompok umur 9-14 tahun, maka bidang
pembangunan dapat ditekankan pada pengembangan pendidikan dan pemenuhan sarana
prasarana pendidikan tersebut. Hal ini akan menunjang keberhasilan pembangunan
sumber daya manusia di masa depan.
Sumber daya manusia/penduduk juga
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan
pembangunan. Sumber daya manusia/jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi akan menjadi beban bagi suatu negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar penduduknya (Siagian, 2001). Oleh karena itu, dengan menelaah
dan menganalisis komposisi penduduk, permasalahan kependudukan dapat dideteksi
dan dicarikan upaya pencegahan dan penyelesaian masalahnya. Demikian, jika di
suatu negara tidak diketahui komposisi penduduknya maka akan sangat sulit untuk
mengkaji kebijakan pembangunan yang harus diambil untuk pengembangan suatu
wilayah di masa depan. Komposisi penduduk memiliki manfaat dan peranan yang
sangat penting untuk kehidupan manusia di suatu negara, baik dalam bidang
pembangunan maupun sosial ekonomi masyarakatnya. Terutama di Indonesia yang
wilayahnya terdiri dari 17.600 lebih pulau dengan jumlah penduduk terbesar
urutan pertama se-ASEAN (Association South of Asia Nation) dan menempati urutan
kedua di kawasan SEARO (South East Asia Region Office) setelah India dengan
laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,4% (Ramdani, Deni, 2013). Kenyataan bahwa
laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang senantiasa berfluktuasi, maka
diperlukan pengetahuan dan pemahaman mengenai komposisi penduduk yang juga erat
kaitannya dengan perencanaan pembangunan di masa depan.
Berdasarkan uraian di atas, maka
komposisi penduduk merupakan hal yang sangat penting diketahui dan dikaji. Oleh
karena itu, Penyusun berusaha untuk menyusun makalah yang berjudul “ Komposisi
Penduduk (Definisi, Klasifikasi, dan Manfaatnya untuk Perencanaan Pembangunan
di Indonesia)”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dasar komposisi
penduduk?
2. Bagaimana klasifikasi komposisi
penduduk di Indonesia?
3. Bagaimana manfaat komposisi penduduk
bagi perencanaan pembangunan di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar atau
definisi dari komposisi penduduk.
2. Untuk mengetahui klasifikasi
komposisi penduduk di Indonesia.
3. Untuk mengetahui manfaat komposisi
penduduk bagi perencanaan pembangunan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah
pengelompokan penduduk atas variable-variabel tertentu. Komposisi penduduk
menggambarkan susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk
menurut karakteristik-karakteristik yang sama (Said Rusli dalam Bagoes, Mantra,
2000: 23). Pengelompokkan penduduk atau komposisi penduduk dapat digunakan untuk
dasar dalam pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi
masalah-masalah di bidang kependudukan. Komposisi penduduk juga dapat diartikan
sebagai sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan
membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin. Komposisi
menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara
untuk menentukan kebijakan kependudukan mereka untuk beberapa tahun ke depan.
Komposisi menurut umur biasanya dijabarkan dalam kelompok-kelompok umur 5
tahun, sedangkan menurut jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan
(Ensiklopedia Bebas, Wikipedia.org., diakses 16 Maret 2014). Komposisi penduduk
dapat disebut sebagai mata statistik karena di dalamnya ada penyederhanaan data
ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diiterprestasi atau menganalisa data
(Bagoes, Mantra, 2000:23). Hal ini dapat dilukiskan sebagai berikut: Komposisi
penduduk merupakan pengelompokan penduduk yang didasarkan pada kriteria
tertentu. Penduduk dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
1.
Komposisi
Penduduk Biologis (Umur dan Jenis Kelamin),
2.
Komposisi
Penduduk Geografis (Tempat tinggal: Kota-desa, Kecamatan, Kabupaten dan
Provinsi)
3.
Komposisi
Penduduk Sosial (Pekerjaan: PNS, Pedagang, TNI, dst; Agama: Islam, Katholik, Kristen,
Hindu, Budha, dst; Pendidikan: SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi). Melalui
komposisi penduduk dapat diketahui mengenai angka beban ketergantungan, rasio
jenis kelamin, dan angka harapan hidup (Widodo, Trisno: 2013).
Sedangkan indikator karakteristik
penduduk meliputi:
1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
2. Rasio Ketergantungan (Dependency
Ratio)
3. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Ketiga
variabel itu sering saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. Kalau salah
satu variabel berubah kedua variabel yang lain juga akan berubah. Faktor sosial
ekonomi disuatu negara akan mempengaruhi struktur umum penduduk melalui ketiga
variabel demografi tersebut. Suatu negara dikatakan berstruktur umur muda,
apabila kelompok penduduk yang berumur dibawah 15 tahun jumlahnya lebih dari
40%, sedangkan besarnya kelompok penduduk usia 65 tahun kurang dari 10%.
Umumnya negara-negara berkembang seperti Burma, India dan Indonesia struktur
penduduknya muda. Sebaliknya negara-negara maju seperti Jepang, Jepang dan
Amerika Serikat mempunyai struktur penduduk tua. Suatu negara dikatakan
berstruktur umur tua apabila kelompok penduduk yang berumur 15 tahun kebawah
jumlahnya kecil (kurang dari 40% dari seluruh penduduk) dan persentase penduduk
di atas 65 tahun sekitar 10%. Jadi, komposisi penduduk menurut umur dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1.
Umur
0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
2.
Umur
15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
3.
Umur
65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo
B.
Komposisi
Penduduk
1. Komposisi Penduduk Biologis
a. Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin sering digunakan untuk analisis dan
perencanaan pembangunan (Bagoes, Mantra, 2000:24). Pada masa Pemerintahan Orde
baru Kantor Menteri Negara Kependudukan/ Kepala BKKBN dalam mempersiapkan alat
kontrasepsi membutuhkan data pasangan usia subur. Kantor Menteri Pendidikan
Nasional membutuhkan data penduduk usia sekolah dalam merencanakan wajib
belajar atau pembangunan sarana pendidikan. Umur biasanya digolongkan dengan
jenjang lima tahunan, misalnya kelompok umur 0-4, 5-9, 10-14, dst. Struktur
umur penduduk antara negara satu dengan negara lain itu tidak sama. Begitu pula
keadaannya bila dibandingkan antara struktur umum penduduk, negara- negara yang
sedang berkembang dengan negara-negara maju atau antara daerah pedesaan dengan
perkotaan. Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi,
yaitu: 1) Kelahiran 2) Kematian dan 3) Migrasi
2. Komposisi Penduduk Sosial
a.
Komposisi
Penduduk Menurut Pekerjaan Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan
yang dilakukan oleh tiap-tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai
negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.
b. Komposisi penduduk menurut pendidikan
Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk
dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan
penduduk. c. Komposisi Penduduk menurut Agama Pengelompokkan ini berdasarkan
kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan
Budha.
3. Komposisi Penduduk Geografis
a. Komposisi Penduduk Menurut Tempat
Tinggal Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat
tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti
Indonesia adalah sebagian besar penduduknya tinggal di desa.
C.
Piramida
Penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin dapat digambarkan secara visual pada sebuah grafik yang disebut
Piramida Penduduk (Bagoes, Mantra, 2000:24). Penggambaran suatu piramida
penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis
yang vertikal menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan
ini dapat tahunan atau dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Sumbu horizontal
menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolut ataupun relative (persen).
Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah penduduk laki- laki,
dan dibagian kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan.
Pada gambar 1, di atas dapat dilihat
piramida penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 yang berbentuk piramida ekspansif.
Pada piramida tersebut dapat diamati bahwasanya jumlah penduduk pada usia belum
produktif yaitu usia 10-14 tahun lebih banyak dibandingkan penduduk pada usia
produktif dan tidak produktif (jompo). Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan
hampir sama atau seimbang. Berdasarkan data pada piramida penduduk di atas,
maka dapat diambil kebijakan untuk meningkatkan aspek pendidikan di Kabupaten
Grobogan yang mayoritas penduduknya pada tahun 2011 adalah kelompok usia 10-14
tahun yang masih memerlukan pendidikan wajib sembilan tahun (WAJAR 9 Tahun).
Selain itu, agar jumlah penduduk usia belum produktif tidak terlalu
mendominasi, maka angka kelahiran harus ditekan dengan menggalakkan program
keluarga berencana. Penduduk Kabupaten Grobogan sebagian besar hidup di
perdesaan yang masih memegang teguh anggapan “banyak anak, banyak rejeki”,
sehingga masyarakatnya dimungkinkan ingin memiliki lebih dari dua anak. Hal ini
10 Gambar 1. Piramida Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011 Sumber:
grobogankab.bps.go.id nantinya akan berdampak pada pertumbuhan penduduk yang
tinggi, namun tidak diikuti dengan laju pertumbuhan sarana prasarana umum yang
memadai. Sering pada tabel komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
terdapat kelompok penduduk yang tidak diketahui umurnya dan kelompok ini tidak
dapat dimasukkan pada kelompok umur tertentu, dalam tabel tersebut dengan
kelompok “not stated” (NS) sudah tentu penduduk NS ini tidak dapat digambarkan
dalam piramida penduduk. Jika jumlah penduduk yang tergoolong dalam katagori
ini sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka kelompok penduduk ini
dapat disebarkan ke kelompok-kelompok umur yang lain dengan menggunakan teknik
“pro-reting”. Pro-reting dapat dikerjakan dengan dua cara:
1.
Mengalihkan
masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan faktor pengali k yang dapat
dicari denga rumus: k = Jumlah seluruh penduduk Jumlah seluruh penduduk – NS.
2.
Jumlah
penduduk kelompok umur tertentu ditambahkan dengan hasil perkalian proporsi
penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah seluruh penduduk dengan jumlah
penduduk NS.
Berdasarkan komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin, karakteristik penduduk suatu negara dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok:
1. Ekspansive / Limas/ Piramida Muda,
negara-negara yang termasuk tipe ini ialah: Indonesia, Filipina, Malaysia,
Kenya, India dan Costa Rika. Sedangkan ciri-cirinya meliputi:
a. Sebagian besar berada pada kelompok
penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Tingkat kematian mulai menurun
e. Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Stasioner/ Granat, negara-negara
yang termasuk tipe ini ialah: Jepang, Swedia, Amerika, Inggris. Sedangkan
ciri-cirinya meliputi:
a. Penduduk pada tiap kelompok umur
hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol
atau lambat
3. Konstruktive / Nisan / Piramida Tua
negara-negara yang termasuk dalam tipe ini ialah: Jerman, Italia, Belgia, dan
Swedia. Sedangkan ciri-cirinya meliputi:
a. Sebagian besar penduduk berada
kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat
sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah
dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang
Turunnya tingkat kematian terutama pada umur-umur muda dalam keadaan fertilitas
yang tetap tinggi, menyebabkan penduduk di Indonesia muda hal ini terlihat dari
lebarnya dasar piramida penduduk. Negara-negara yang terlibat dalam peperangan
seperti Jerman, Jepang, Itali pada perang Dunia ke tiga mortalitsnya tinggi
pada kelompok penduduk usia dewasa. Menciutnya piramida penduduk negara
bersangkutan pada kelompok umur dewasa, terutama pada jenis kelamin laki-laki.
Turunnya tingkat fertilitas disuatu negara pengaruhnya lebih besar pada bentuk
dasar piramida penduduk negara tersebut. Misalnya Indonesia pada periode 1971 –
1980 terjadi .penurunan tingkat fertilitas penduduk yang antara lain karena
keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) yang dirancang pada pemerintah
sejak Pelita I. hal ini jelas terlihat pada dasar piramida penduduk dimana
kelompok umur 0 - 4 tahun lebih kecil dari kelompok umur 5 – 9 tahun. Migrasi
penduduk akan mempengaruhi piramida penduduk pada kelompok umur dewasa. Namun
demikian banyak dari negara-negara dimana pertumbuhan penduduknya tidak
dipengaruhi oleh faktor migrasi. Sebagai contoh, negara Indonesia pertumbuhan
penduduknya hanya dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan faktor kematian. Faktor
migrasi pengaruhnya kecil sekali karena tidak banyak warga Negara Indonesia
yang bertempat tinggal di luar negeri, begitu pula warga negara asing yang
berdomisili di Indonesia. Pengaruh komponen migrasi di Indonesia terjadi pada
profinsi-profinsi seperti Sumatera Barat, daerah Istimewa Yogyakarta, banyak
dari penduduknya yang bermigrasi ke luar profinsi, sedangkan untuk profinsi
Lampung, DKI Jakarta, Kalimantan Timur banyak terdapat migrant yang masuk. Bagi
daerah permukiman yang baru dibuka piramida penduduknya berbentuk istimewa
yaitu dasarnya sempit, bagian puncak kosong dan jumlah penduduk perempuan
sedikit.
D.
Manfaat
Komposisi Penduduk untuk Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Secara umum dalam rangka perencanaan
pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk
seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk menurut umur
dan jenis kelamin. Susunan penduduk atau komposisi penduduk sangat penting
sekali untuk diketahui, karena selalu berubah susunannya atau komposisinya
setiap tahun. Perubahan komposisi penduduk tersebut dapat digunakan sebagai
dasar peletakan kebijakan dari program-program pembangunan yang direncanakan
oleh pemerintah (Sanjaya, Windu diakses 17 Maret 2013). Informasi yang harus
tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi
juga informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan
survei-survei. Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu
dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa
mendatang.
Informasi tentang jumlah penduduk
untuk kelompok usia tertentu penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan
sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan. Keterangan atau informasi
tentang penduduk menurut umur yang terbagi dalam kelompok umur lima tahunan,
sangat penting dan dibutuhkan berkaitan dengan pengembangan kebijakan kependudukan
terutama berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Jumlah penduduk
yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam
pembangunan. Selain itu, dengan mengetahui komposisi penduduk dapat juga
diketahui penduduk usia produktif, belum produktif dan tidak lagi produktif,
sehingga dapat diketahui berapa angka beban ketergantungan (dependency ratio)
suatu negara serta angka harapan hidup suatu negara. Harapannya, dengan
mengetahui dependency ratio akan diketahui bagaimana solusi pemecahan masalah
dari jumlah penduduk Indonesia yang merupakan modal tenaga kerja kerja yang
luar biasa, bukan malah akan menjadi dua sisi mata uang yang menjadi
pertumbuhan penduduk besar sebagai beban bagi pembangunan di Indonesia. Hal ini
karena jumlah penduduk yang besar juga berarti pelayanan umum dan segala aspek
kebutuhan dasr yang harus dipenuhi oleh suatu negara menjadi besar. Namun,
denga perencanaan pembangunan yang tepat permasalahan kependudukan akan
diramalkan sejak dini, sehingga tidak akan mengganggu jalannya pembangunan
nasional Indonesia dalam bidang material maupun spiritualnya.
Di bidang kesehatan masyarakat
misalnya, penghitungan komposisi penduduk berfungsi untuk mengetahui jumlah
kelahiran serta kematian yang dialami di sebuah wilayah. Secara otomatis
pemerintah lebih mudah dalam memantau pertumbuhan penduduk. Pengendalian
pertumbuhan penduduk terutama dilakukan melalui upaya penurunan tingkat
kelahiran serta penurunan tingkat kematian khususnya kematian bayi dan anak.
Penurunan tingkat kelahiran terutama dilakukan melalui gerakan keluarga
berencana (KB).
Selain itu bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga
bahagia sejahtera. Tercapainya kegiatan ini akan meningkatkan juga status kesehatan
masyarakat pada umumnya. Salah satu upaya penurunan tingkat kematian pada ibu
bersalin dan kematian bayi baru lahir dilakukan upaya safe motherhood. Upaya
safe motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan
persalinannya dapat dilalui dengan sehat dan aman serta melahirkan bayi yang
sehat. Di bidang pendidikan misalnya, dengan mengetahui komposisi penduduk
menurut umur, dapat diketahui berapa jumlah kelompok umur usia sekolah,
sehingga pemerintah dapat mengantisipasi pemenuhan kebutuhan akan pendidikan
dasar seperti penyiapan sarana prasarana, pemberian beasiswa, atau pemerataan
tenaga kependidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Demikian, diharapkan nantinya
pendidikan menjadi maju layaknya bidang pembangunan yang lain. Selain itu, di
bidang ekonomi dan sosial, dengan menganalisis komposisi penduduk dapat
diperkirakan berapa banyak jumlah penduduk usia produktif dan angka beban
ketergantungan di suatu wilayah, sehingga pemerintah dalam kebijakannya dapat
memperkirakan jumlah lapangan kerja yang harus dibangun. Hal ini agar semua
angkatan kerja dapat ditampung di lapangan kerja yang akan disediakan
pemerintah. Selain itu, agar pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah
tertentu untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komposisi penduduk menggambarkan
susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut
karakteristik-karakteristik yang sama. Ada bermacam-macam komposisi penduduk,
seperti: komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, status perkawinan,
tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa dan agama. Pengelompokkan
penduduk atau komposisi penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan
kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang
kependudukan.
B.
Komentar
Komposisi penduduk yang lazim
digunakan untuk mengetahui struktur penduduk di Indonesia adalah komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Namun, selain menurut umur dan jenis
kelamin, komposisi penduduk dapat juga dibedakan menurut tempat tinggalnya
misalnya desa atau kota, komposisi menurut agama, pekerjaan, status pernikahan,
dan lain sebagainya. Komposisi penduduk memiliki berbagai manfaat untuk
analisis data kependudukan bagi peletakan kebijakan pembangunan yang ada di
suatu wilayah/negara di Indonesia. Hal ini karena komposisi penduduk dapat
memproyeksikan keadaan penduduk di suatu wilayah, mengetahui angka beban
kertegantungan, dan harapan hidup di negara Indonesia. Demikian, kajian
mengenai komposisi penduduk sangat penting untuk dipahami oleh mahasiswa
jurusan kependidikan geografi atau PKLH. Oleh karena mahasiswa pada jurusan
kependidikan geografi dan PKLH memiliki tanggungjawab besar nantinya ketika
mengajar di sekolah untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswanya
mengenai konsep kependudukan yang benar di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Grobogan. 2011. Piramida
Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2011. grobogankab.bps.go.id, diakses tanggal
18 Maret 2014 Denni Ramdani. 2013. Makalah. Membenahi Sektor Kependudukan untuk
mewujudkan ketahanan nasional Halaman 1-16.
http://www.academia.edu/3743382/SDM,
diakses tanggal 17 Maret 2014 Mantra, Bagoes Ida. 2000. Demografi Umum.
Yogyakarta : Pustaka Belajar 18 Sanjaya, Windu. 2013. Komposisi Penduduk
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin. Tersedia pada
http://www.sumberilmu.blogspot.com,
diakses tanggal 18 Maret 2014 Siagian, Sondang P. 2001. Administrasi
Pembangunan : Konsep, Dimensi dan Strateginya. Jakarta : Bumi Aksara Surya,
Ida. 2013. Piramida Penduduk. Tersedia di Idasurya.blogspot.com, diakses
tanggal 17 Maret 2014 Wikipedia.org. 2012. Komposisi Penduduk. Diunduh di
http://wwww.Wikipedia.org, tanggal 17 Maret 2014 19
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar yang baik yah ?